Selasa, 21 April 2015

Stupa Borobudur



 Borobudur






Stupa Borobudur dengan jajaran perbukitan Menoreh. Selama berabad-abad bangunan suci ini sempat terlupakan.
Dalam Bahasa Indonesia, bangunan keagamaan purbakala disebut candi; istilah candi juga digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua bangunan purbakala yang berasal dari masa Hindu-Buddha di Nusantara, misalnya gerbanggapura, dan petirtaan (kolam dan pancuran pemandian). Asal mula nama Borobudur tidak jelas, meskipun memang nama asli dari kebanyakan candi di Indonesia tidak diketahui.] Nama Borobudur pertama kali ditulis dalam buku "Sejarah Pulau Jawa" karya Sir Thomas Raffles. Raffles menulis mengenai monumen bernama borobudur, akan tetapi tidak ada dokumen yang lebih tua yang menyebutkan nama yang sama persis.] Satu-satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai adanya bangunan suci Buddha yang mungkin merujuk kepada Borobudur adalah Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365.
Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore (Boro); kebanyakan candi memang seringkali dinamai berdasarkan desa tempat candi itu berdiri. Raffles juga menduga bahwa istilah 'Budru' mungkin berkaitan dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti "purba"– maka bermakna, "Boro purba". Akan tetapi arkeolog lain beranggapan bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung.
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asramayang berada di tanah tinggi.
Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra. Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sanskerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.

Berikut di bawah adalah sisa sisa menusia yang mungkin masih ada keturunan dari nenek moyang jaman Borobudur   atawa keturunan nenek moyang jaman Sriwijaya yang masih hidup , entahlah keturunan nenek moyang yang mana? tetapi ada yang sudah selesai menjalani hidup ini , ada yang masih senang dengan kehidupan ini  , ada yang tambah gemuk ada yang masih kurus ,tergantung makanan yang di makan selama hidup ber tahun-tahun   ada yang Herbivora  , karbivora  dan Omnivora .
Manusia manusia sekarang yang di gambar ini mempunyai kesibukan bermacam –macam ,tetapi tidak lagi mahat batu , tapi ada yang mengelus-ngelus batu batuan , ada yang menjadi tukang dan pengerajin seni , ada yang hobinya memukul mukul bola kecil putih sambil menjadi birokrat  ada yang belajar undang undang dan menjadi abdi negara yang melayani kepentingan masyarakat ada tukang asuransi , aneh aneh aja ya kesibukan manusia sekarang.  

                          

Salam Damai sejahtera.

                                                                         Pras

3 komentar:

  1. Cerita Borobudur diatas memang menarik tapi sayang gambar-gambar dibawahnya tidak kelihatan teramat kecil, maklum sudah senja.............he..he....

    BalasHapus
  2. Borobudur adalah saksi bisu sejarah kehidupan manusia Java...................sepanjang masa, ...........sepanjang abad, ..................abadi

    BalasHapus
  3. Sangat di syukuri, ternyata manusia2 di gambar itu menjadi orang-orang yang bermanfaat, istilahnya jadi orang .....he...he.....tadinya mungkin masih simpanse. Bangga lho...............sekolah tiga tahun bisa jadi orang-orang hebat, ATEM memang tdk ada matinya....sayang yg satu kontraknya sdh habis.

    BalasHapus