Saran Ahli Perawatan Kain Amerika untuk Merawat Batik
Jumat, 10/04/2015 16:36 WIB
ilustrasi batik (Yogo Adi/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kecintaan masyarakat pada kain-kain tradisional termasuk kain batik memang tengah menggelora. Hanya saja, kecintaan pada batik bukan hanya diwujudkan lewat pemakaian busana dari kain batik. Sebagai warga negara yang baik, Anda seharusnya juga tahu bagaimana cara merawat kain ini dengan cara yang benar agar kualitasnya selalu terjaga.
Tak dimungkiri, memelihara batik dapat dikatakan susah-susah gampang. Perawatan kain batik tulis dan kain batik cap sangatlah berbeda. Kain bermotif batik yang berasal dari proses pembuatan tangan (batik tulis) perlu dirawat lebih intensif agar warna serta motif yang sarat mengandung filosofi dapat bertahan lebih lama.
Julia Bernann, ahli preservasi kain asal Amerika Serikat memberikan beberapa tips kepada CNN Indonesia (9/4) untuk menjaga kain batik agar tetap terawat baik hingga bertahun-tahun.
1. Hindari tempat lembap
Batik, terutama batik tulis, biasanya dibuat dari kain katun. Hindari meletakkan kain batik di dalam ruangan yang lembap. Jika ruangan terlalu lembap maka jamur-jamur akan dengan mudahnya berkembang di atas permukaan kain.
Tidak hanya jamur, hama yang biasanya hidup di tempat lembap juga berbahaya bagi kain batik.
2. Selalu cek kondisi kain
Penggunaan warna alam pada kain batik, membuat warna motif akan cenderung memudar seiring usia dan lamanya kain disimpan. Bernann menyarankan untuk rajin mengecek kondisi batik yang tersimpan. Baik dari segi warna maupun dari kondisi kain.
3. Jangan dilipat
Melipat kain batik dalam jangka waktu yang lama dapat membuat bekas lipatan tertinggal pada kain batik Anda. Seperti kertas yang terlipat dalam jangka waktu yang lama, lipatan pada kain tersebut membuat serat kain mudah robek.
4. Gunakan paralon
Jika dilipat menjadi larangan, lalu bagaimana cara menyimpan kain batik? Bernann rupanya memberikan solusi dengan memanfaatkan pipa paralon PVC yang biasa digunakan di rumah-rumah.
Kain batik digelar dan kemudian dilapisi oleh kertas roti, lalu pada ujung kain ditaruh pipa PVC dan mulai digulung seperti menggulung dadar gulung. Dengan menggulung, kain batik akan tetap rapih tanpa mesti terlipat.
Cara ini juga digunakan oleh Okke Rajasa dari Cita Tenun Indonesia untuk merawat aneka kain tradisionalnya.
Baca juga: Cara Okke Rajasa Merawat Kain Tradisional
5. Hindari kayu
Bernann mengatakan salah satu pantangan dalam menyimpan batik adalah untuk menghindari bersentuhan langsung dengan kayu. Hal ini lantaran kayu mengandung asam yang dapat membuat warna dalam batik mengalami perubahan warna menjadi coklat atau pelunturan warna.
6. Jangan gunakan detergen
Jikalau Anda ingin mencuci batik, Bernann meminta untuk tidak menggunakan detergen yang dijual di pasaran. "Detergen terlalu keras untuk batik," ujar Bernann.
Preservator asal Amerika Serikat itu meminta untuk mengganti detergen dengan bahan cuci yang lebih lembut bagi warna kain. Kemudian sesudah kering, simpan dengan bahan calico untuk menjaga keawetan warna. (chs/chs)
Tak dimungkiri, memelihara batik dapat dikatakan susah-susah gampang. Perawatan kain batik tulis dan kain batik cap sangatlah berbeda. Kain bermotif batik yang berasal dari proses pembuatan tangan (batik tulis) perlu dirawat lebih intensif agar warna serta motif yang sarat mengandung filosofi dapat bertahan lebih lama.
Julia Bernann, ahli preservasi kain asal Amerika Serikat memberikan beberapa tips kepada CNN Indonesia (9/4) untuk menjaga kain batik agar tetap terawat baik hingga bertahun-tahun.
1. Hindari tempat lembap
Batik, terutama batik tulis, biasanya dibuat dari kain katun. Hindari meletakkan kain batik di dalam ruangan yang lembap. Jika ruangan terlalu lembap maka jamur-jamur akan dengan mudahnya berkembang di atas permukaan kain.
Tidak hanya jamur, hama yang biasanya hidup di tempat lembap juga berbahaya bagi kain batik.
2. Selalu cek kondisi kain
Penggunaan warna alam pada kain batik, membuat warna motif akan cenderung memudar seiring usia dan lamanya kain disimpan. Bernann menyarankan untuk rajin mengecek kondisi batik yang tersimpan. Baik dari segi warna maupun dari kondisi kain.
3. Jangan dilipat
Melipat kain batik dalam jangka waktu yang lama dapat membuat bekas lipatan tertinggal pada kain batik Anda. Seperti kertas yang terlipat dalam jangka waktu yang lama, lipatan pada kain tersebut membuat serat kain mudah robek.
4. Gunakan paralon
Jika dilipat menjadi larangan, lalu bagaimana cara menyimpan kain batik? Bernann rupanya memberikan solusi dengan memanfaatkan pipa paralon PVC yang biasa digunakan di rumah-rumah.
Kain batik digelar dan kemudian dilapisi oleh kertas roti, lalu pada ujung kain ditaruh pipa PVC dan mulai digulung seperti menggulung dadar gulung. Dengan menggulung, kain batik akan tetap rapih tanpa mesti terlipat.
Cara ini juga digunakan oleh Okke Rajasa dari Cita Tenun Indonesia untuk merawat aneka kain tradisionalnya.
Baca juga: Cara Okke Rajasa Merawat Kain Tradisional
5. Hindari kayu
Bernann mengatakan salah satu pantangan dalam menyimpan batik adalah untuk menghindari bersentuhan langsung dengan kayu. Hal ini lantaran kayu mengandung asam yang dapat membuat warna dalam batik mengalami perubahan warna menjadi coklat atau pelunturan warna.
6. Jangan gunakan detergen
Jikalau Anda ingin mencuci batik, Bernann meminta untuk tidak menggunakan detergen yang dijual di pasaran. "Detergen terlalu keras untuk batik," ujar Bernann.
Preservator asal Amerika Serikat itu meminta untuk mengganti detergen dengan bahan cuci yang lebih lembut bagi warna kain. Kemudian sesudah kering, simpan dengan bahan calico untuk menjaga keawetan warna. (chs/chs)
Saya adalah pecinta batik, sejak kecil saya belajar merawat batik dari nenek saya yaitu mencuci batik dengan klerak bukan dengan detergen sehingga warna batik akan tetap awet (tidak pudar). Artikel bagus, dalam rangka turut serta pelestarian budaya bangsa, terimakasih.
BalasHapusyour welcome
Hapus