Minggu, 22 Februari 2015

Mengapa Bangsa Asia kalah Kreatif dibanding dengan Bangsa Barat ??


1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup
adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain).
Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang
kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang
dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.

2. Bagi org Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd CARA
memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai
ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya
mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh
pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun
ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.

3. Bagi org Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban"
bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis
hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti
dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan bagaimana
menggunakan rumus rumus tersebut.

4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak
mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of
none" (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm
Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia
yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan
kreativitas.

6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya
sifat eksploratif sbg upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk
mengambil resiko kurang dihargai.

7. Bagi keanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa
penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah

8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam
seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir
peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.

Dlm bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan bbrp solusi sbb:

1. Hargai proses. Hargailah org krn pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren tapi duitnya
dari hasil korupsi

2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang
yang paling disukainya

3. Jangan jejali murid dgn banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa
diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan
murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya

4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada
bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg
lebih cepat menghasilkan uang

5. Dasar kreativitas adlh rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!

6. Guru adlh fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui
dgn bangga kl KT TDK TAU!

7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita
bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan
mensupportnya.

Mudah2an dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif,
inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korup

 Quote from: Aurel Selular on March 20, 2012, 07:55:36 PM ---Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians
Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi
ternyata menjadi "best seller". (www.idearesort.com/trainers/T01.p)
mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan
pikiran banyak orang:



2 komentar:

  1. Cerita bangsa Asia sekarang ini kurang lebih sama dengan yang pernah dialami bangsa Barat ketika dalam kekuasaan Romawi atau jaman Renaisance. Bangsa barat pernah pula mengalami jaman dimana orang sangat menghargai harta karun ingat film Coboy, Little House on The Praire, dll. Hukum yang sekarang berkembang dan berlaku di seluruh dunia lahir dan berkembang dari daratan Eropah (Anglo Saxon maupun Continental), dengan kata lain bangsa barat lebih dahulu mengalami perkembangan budaya termasuk revolusi industri yang lahir di Inggris. Sehingga seolah-olah Bangsa Barat lebih realistis dalam Passion ketimbang Bangsa Asia, sesungguhnya budaya Bangsa Asia saat ini sedang bertumbuh dan berubah menjadi bangsa berbudaya seperti di Barat. Inilah yang dinamakan evolusi, banyak ditemukan passion yang tumbuh pada anak-anak bangsa di pedesaan bayangkan apa yang akan terjadi 100 tahun lagi...........................

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya bangsa Indonesia sebenarnya sudah maju dululuan dari pada Eropa dan Amerika, coba lihat Candi Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M, bukti kecanggihan teknologi dan arsitektur , nenek moyang kita dulu sudah belajar geometric , ilmu ukur ruang, mungkin aljabar sudah dikuasai. Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Contoh Keris: kecanggihan teknologi penempaan logam, nenek moyang kita sudah belajar Metalurgi , Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya ringan namun sangat kuat. Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius. Makanan : Tempe: Pemanfaatan bioteknologi untuk makanan ,Tempe merupakan hasil bioteknologi sederhana khas Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menggunakan Rhizopus untuk membuat tempe dari kedelai. Semua ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan pangan. jadi mengapa Indonesia menjadi tertinggal jauh dari Europa dan Amerika ?

      Hapus