Sabtu, 21 Februari 2015

Makanan Organik Tak Lebih Sehat dari Non-organik?

Kompas.com - Sebagian orang beralih kepada sayuran dan bahan pangan lain yang berlabel organik karena ingin lebih sehat. Namun studi terbaru menyebutkan bahan pangan organik sebenarnya tidak lebih sehat dari pangan non-organik.

Bahan makanan organik memang lebih rendah paparan pestisida dan antibiotik, namun pada dasarnya kandungan vitamin dan nutrisi produk organik sama saja dengan yang non-organik.

"Orang memilih membeli produk organik karena berbagai alasan tapi terutama karena ingin sehat. Cukup banyak pasien yang bertanya adakah alasan kesehatan untuk mengonsumsi produk organik," kata Dr.Crystal Smith-Spangler dari Universitas Stanford, yang melakukan penelitian.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Smith-Spangler dan timnya menganalisa 200 penelitian yang membandingkan kesehatan orang yang rutin mengonsumsi produk organik dan makanan konvensional, serta mengetahui kandungan nutrisi dalam produk organik itu sendiri.

Produk organik dan non-organik yang diteliti termasuk sayuran, buah-buahan, daging, susu, telur, daging unggas, serta padi-padian.

Kebanyakan penelitian tidak dengan spesifik menyebutkan standar apa saja yang terdapat dalam makanan organik, yang membuat harga produk tersebut dua kali lipat dari produk konvensional.

Sementara itu menurut standar Departemen Pertanian Amerika Serikat, pertanian organik harus menghindari penggunaan pestisida dan penyubur tanaman sintetis, hormon, dan antibiotik. Peternakan organik juga harus bisa menyediakan rumput saat menggembalakan ternaknya.

Sebaliknya dengan pertanian dan peternakan konvensional yang sering memakai pestisida untuk membunuh hama dan memakai campuran antibiotik dalam pakan ternak untuk meningkatkan berat badan dan mencegah ternak terkena penyakit.

Dari analisa yang dilakukan Smith-Spangler, ditemukan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan jumlah vitamin dalam produk organik dan non-organik, baik produk hewani atau nabati.

Perbedaan nutrisi sedikit berbeda pada susu organik dan daging ayam organik yang mengandung lebih banyak asam lemak omega-3. Tetapi itu pun hanya sedikit penelitian yang menemukannya.

Tetapi perbedaan signifikan adalah jumlah residu pestisida dalam makanan. Hampir seluruh makanan non-organik mengandung residu pestisida, sedangkan pada contoh produk organik hanya 7 persen dari seluruh contoh.

Selain itu daging ayam dan daging babi organik mengandung bakteri yang resisten antibiotik 33 persen lebih sedikit.

Meskipun belum diketahui apakah ada pengaruh residu pestisida dalam makanan terhadap kesehatan, tetapi menurut peneliti konsumen sebaiknya lebih waspada.

"Jadilah konsumen yang cerdas dengan memilih makanan yang tidak mengandung pestisida," kata Chensheng Lu, yang mempelajari mengenai lingkungan dan kesehatan di Harvard School of Public Health.

Lu menjelaskan masih dibutuhkan penelitian lebih dalam tentang perbedaan keamanan dan kesehatan antara produk organik dan non-organik. Sehingga masih terlalu dini jika disimpulkan produk organik tidak lebih sehat.

3 komentar:

  1. Semoga selalu sehat, bahagia, sukses, damai sejahtera, ayem-tentrem

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Sehat , damai adem dan di sayang manusia juga breii....

      Hapus