akarta, CNN Indonesia -- Air minum alkali sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya, air minum dengan pH lebih tinggi ini diklaim memiliki banyak manfaat kesehatan. Bahkan, bisa menyembuhkan berbagai penyakit kronis. Benarkah demikian?
Beberapa merek air alkali mengklaim produksi mereka adalah air yang diolah melalui alat teknologi Jepang sehingga mencapai pH 8 hingga 9. Sebagai informasi, pH air minum harus berkisar antara 6,5 – 8,5. pH tinggi pada air minum diklaim dapat membuat pH darah juga menjadi alkali atau basa, yang diyakini bisa membuat tubuh lebih sehat.
“Bukan begitu prinsipnya. pH darah itu netral. Kalau pH darah itu asam atau basa, yang ngatur adalah organ paru dan ginjal, bukan dari air yang kita minum,” tutur Samuel Oetoro, dokter spesialis gizi klinik dari Siloam Hospital, Jakarta, saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (14/1).
Dijelaskan Samuel, pH darah tidak dipengaruhi oleh minuman yang Anda konsumsi. Secara medis, setiap minuman dan makanan yang Anda konsumsi akan masuk ke dalam lambung. Di sana, makanan dan minuman akan bertemu asam lambung yang sangat kuat, dengan pH 2 hingga 3. Artinya, keluar dari lambung makanan dan minuman yang sudah dicerna akan bersifat asam.
Makanan dan minuman tersebut kemudian akan turun ke usus. Di sini, pH-nya akan menjadi netral. Nah, hasil proses pencernaan inilah yang akan diserap oleh tubuh.
“Tidak ada efeknya untuk tubuh. (Air alkali) tidak berbahaya, hanya tidak ada pengaruh apa-apa,” ujar Samuel.
Secara normal, pH darah diatur oleh organ paru dan ginjal. Menurut Samuel, tubuh baru memerlukan bantuan untuk mengatur pH darah apabila dalam kondisi kritis, yakni saat organ paru dan ginjalnya tidak berfungsi dengan baik.
“Tapi cairan itu dimasukkan lewat infus, jadi langsung masuk ke dalam darah bukan dari air yang diminum,” kata Samuel. “Air alkali kan mahal. Tidak ada bahayanya, tapi sia-sia, tidak ada gunanya,” lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar